Tampilkan postingan dengan label pleret. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pleret. Tampilkan semua postingan

Qurban 1433 H


Qurban adalah binatang ternak yang disembelih pada hari-hari Idul Adha untuk menyemarakkan hari raya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Berqurban merupakan salah satu syiar Islam yang disyariatkan berdasarkan dalil Al Qur’an, Sunnah Rasulullah dan Ijma’ (kesepakatan hukum) kaum muslimin. 

Menyembelih qurban lebih utama daripada sedekah uang senilai harga hewan qurbannya, karena beberapa alasan:
  1. Menyembelih qurban merupakan amal Nabi Muhammad  dan para sahabat.
  2. Menyembelih qurban merupakan salah satu syiar Allah Ta’ala. Oleh karena itu jika orang lebih memilih  untuk bersedekah niscaya syiar ini akan hilang.
  3. Jika bersedekah seharga hewan qurban lebih utama daripada menyembelih hewan qurban tentu Nabi Muhammad telah menjelaskan kepada umatnya dengan perkataan atau perbuatan beliau, karena Nabi Muhammad selalu menjelaskan hal-hal yang terbaik untuk umatnya
Bahkan jika bersedekah itu keutamaannya sama dengan berqurban, tentu hal ini juga telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad, karena bersedekah jauh lebih mudah daripada menyembelih qurban. Sebagaimana diketahui Nabi Muhammad  tidak akan lalai untuk menjelaskan amal yang lebih ringan dilakukan oleh umatnya namun memiliki keutamaan yang sama dengan amal yang lebih berat.

Halal bi Halal



Sejarah asal mula halal bihalal ada beberapa versi. Menurut sebuah sumber yang dekat dengan Keraton Surakarta, bahwa tradisi halal bihalal mula-mula dirintis oleh KGPAA Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Dalam rangka menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya, maka setelah salat Idul Fitri diadakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.
Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam, dengan istilah halal bihalal. Kemudian instansi-instansi pemerintah/swasta juga mengadakan halal bihalal, yang pesertanya meliputi warga masyarakat dari berbagai pemeluk agama.
Sampai pada tahap ini halal bihalal telah berfungsi sebagai media pertemuan dari segenap warga masyarakat. Dan dengan adanya acara saling memaafkan, maka hubungan antarmasyarakat menjadi lebih akrab dan penuh kekeluargaan.
Karena halal bihalal mempunyai efek yang positif bagi kerukunan dan keakraban warga masyarakat, maka tradisi halal bihalal perlu dilestarikan dan dikembangkan. Lebih-lebih pada akhir-akhir ini di negeri kita sering terjadi konflik sosial yang disebabkan karena pertentangan kepentingan.

Seorang budayawan terkenal Dr Umar Khayam (alm), menyatakan bahwa tradisi Lebaran nmerupakan terobosan akulturasi budaya Jawa dan Islam. Kearifan para ulama di Jawa mampu memadukan kedua budaya tersebut demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat. Akhirnya tradisi Lebaran itu meluas ke seluruh wilayah Indonesia, dan melibatkan penduduk dari berbagai pemeluk agama. Untuk mengetahui akulturasi kedua budaya tersebut, kita cermati dulu profil budaya Islam secara global. Di negara-negara Islam di Timur Tengah dan Asia (selain Indonesia), sehabis umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri tidak ada tradisi berjabatan tangan secara massal untuk saling memaafkan. Yang ada hanyalah beberapa orang secara sporadis berjabatan tangan sebagai tanda keakraban.
Menurut tuntunan ajaran Islam, saling memaafkan itu tidak ditetapkan waktunya setelah umat Islam menyelesaikan ibadah puasa Ramadan, melainkan kapan saja setelah seseorang merasa berbuat salah kepada orang lain, maka dia harus segera minta maaf kepada orang tersebut. Bahkan Allah SWT lebih menghargai seseorang yang memberi maaf kepada orang lain (Alquran Surat Ali Imran ayat 134).

Kauman Baru Agustusan

Tahun 2012 ini , Bangsa Indonesia memperingati 67 Tahun kemerdekaannya. bila kita mengupas sejarah ternyata banyak yang sudah melupakan ..ini di karenakan merasa sudah hapal,pintar sejarah atau mungkin terlalu sibuk baik pekerjaan maupun pikiran sehingga malah lupa .Untuk itu butuh upaya dan cara-cara yang partisipatif untuk menumbuhkan kembali rasa kebangsaan. 
Namun yang pasti bahwa makna 17 Agustus sepanjang jaman menjadi semangat bagi seluruh rakyat Indonesia untuk terus berjuang..jika 67 tahun lalu berjuang menggunakan senjata..berlumpuran darah..saat ini berjuang untuk membangun dan mempertahankan kemerdekaan dengan berbgai disiplin ilmu,kemampuan,kemauan setiap orang. Satu hal yang patut di catat bahwa rasa kebangsaan dan kesatuan yang setiap saat harus di pupuk, agar semangat kegotongroyongan,kesetiakawanan,keguyuban tetap terjaga. 
Bagi warga Kauman Baru tahun ini sungguh semarak,betapa tidak jika dalam satu Rukun Tetangga serentak memperbarui Bendera Merah Putih sehingga akan terlihat jelas warna merah putih sebagai semangat baru. Lebih uniknya lagi bahwa Bendera Merah Putih yang di berikan kesetiap Kepala Keluarga itu hasil musyawarah warga dengan menggunakan uang Kas, sungguh demokratis dan patut menjadi pembelajaran yang baik bagi generasi mendatang. Dirgahayu Bangsaku , 67 Tahun Indonesia Merdeka !

Wisata Mini

Untuk meningkatkan kerukunan dan tali silaturahmi, di adakan wisata mini..karena memang menggunakan alat transportasi "kereta mini", asyik lho..full ac ( angin cepat )..namanya juga refreshing yang di buat senyaman mungkin dan santai.
Bersama seluruh anak dan di dampingi orang tua, remaja Kauman Baru  wisata ke pantai Kwaru..
Alhasil..selamat sampai tujuan dan kembali ke Kauman Baru kembali...dan bonusnya pikiran jadi fresh..menghilangkan kepenatan dan kejenuhan baik dalam belajar dan bekerja. semoga tahun depan bisa wisata mini lagi .

Sultan Agung

Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (Bahasa Jawa: Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo, lahir: Kutagede, Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta (Plered, Bantul), Kesultanan Mataram, 1645) adalah Sultan ke-tiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645. Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara pada saat itu. Atas jasa-jasanya sebagai pejuang dan budayawan, Sultan Agung telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.

Kauman Baru Pleret Bantul Jogja



Kauman Baru, adalah bagian dari 7 RT yang berada di Pedusunan Kauman ,Desa Pleret- Kecamatan Pleret,Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Posisi tepatnya adalah blok di belakang Kecamatan Pleret.Saat ini Kauman Baru di huni  oleh 40 an KK atau setingkat Rukun Tetangga.Di Kauman Baru kita di suguhkan dengan sekumpulan warga yang guyub,rukun serta selalu tolong menolong. Di lokasi ini pula memiliki kenyamanan segarnya udara pedesaan meski letaknya hanya 15 menit dari terminal Giwangan Jogya. Yang lebih mengejutkan lagi karena di Kauman Baru ini terdapat beberapa kegiatan masyarakat yang bertujuan membawa perubahan yang baik terhadap budaya pengelolaan lingkungan,karena di Kauman Baru telah berjalan hampir 2 tahun pemilahan sampah oleh warga dan di kelola secara komunal di bawah kepengurusan PKK..namanya Bank Sampah Mandiri. Nama ini sangat menjadi spirit bagi warga karena semua di gagas,dilakukan dan di dukung oleh semua warga di Kauman Baru. Selain Bank Sampah Mandiri  masyarakat telah menggunakan Lubang Biopori sebagai resapan air dan pengolah sampah organik. meski sebenarnya saat ini baru mencari terobosan untuk mengolah sampah organik secara komunal yang effektif,praktis,mudah serta memiliki inovasi tehnologi. Terdapat Ipal ( instalasi pengolahan air limbah) yang merupakan salah satu percontohan dari BLH ( Badan Lingkungan Hidup) Provinsi DIY serta kegiatan pemanfaatan pekarangan oleh warga dengan menanam berbagai sayuran dan buah-buahan.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...